حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُعَاذٍ الْحَلَبِيُّ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ، ثنا هَمَّامُ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُسْلِمٍ، عَنِ الْحَكَمِ بْنِ عُتَيْبَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَة، قَالَ: مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ، فَرَأَى أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جِلْدِهِ وَنَشَاطِهِ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ: لَوْ كَانَ هَذَا فِي سَبِيلِ اللهِ؟، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيرَيْنِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ»
Telah mengisahi kami Muhammad bin Muadz al-Halabi, telah mengisahi kami Muhammad bin Katsir, telah mengisahi kami Hammam, telah mengisahi kami Ismail bin Muslim, dari Hakam bin Utaibah, dari Ibnu Abi Laila, dari Ka'ab bin Ujrah, ia berkata: Seorang lelaki lewat di hadapan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, lantas para shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melihat kulitnya dan pekerjaannya. Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah! Apakah ini termasuk di jalan Allah?" Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pun bersabda, "Jika dia keluar bekerja untuk anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Jika dia keluar bekerja untuk kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka dia di jalan Allah. Jika dia berusaha untuk mencukupi dirinya sendiri, maka dia di jalan Allah. Dan jika dia keluar karena riya dan sombong, maka dia di jalan setan."
Hukum[]
- Syaikh Albani: Shahih lighairih. Shahih at-Targhib (1692 & 1959).
- Jawami' al-Kalim (15640/282):
- Hukum matan: Sangat dhaif.
- Hukum sanad: Isnadnya sangat dhaif. Di dalamnya terdapat Ismail bin Muslim al-Makki. Dia munkar haditsnya.